Sabtu, 03 Maret 2012

Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank

Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998tentang Perubahan atas UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Fungsi Utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan , pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
1. Bank Sentral 
Bank Sentral adalah suatu bank yang diberi tugas oleh pemerintah untuk mengatur dan mengawasi kegiatan lembaga-lembaga keuangan yang terdapat dalam perekonomia.

Di Indonesia yang ditunjuk sebagai Bank Sentral adalah Bank Indonesia. Bank Indonesia (BI) bertugas membimbing pelaksanaan kebijakan keuangan pemerintah, mengoordinasikan  , serta mengawasi seluruh perbankan di Indonesia. BI didirikan tahun 1953 dengan mengubah status De Javasche Bank N.V (yang dinasinalkan pada tahun 1951) menjadi Bank Sentral Indonesia. Dasar hukum pendirian BI adalah UU Nomor 11 Tahun 1953.

Fungsi Bank Sentral :
  • Bank Sentral sebagai bank dari pemerintah
Bank Sentral bertindak sebagai lembaga keuangan utama yang menyimpan uang milik pemerintah.
  • Sebagai bank dari bank umum
Bank Sentral merupakan "bank dari banl" atau "sumber pinjaman terakhir" apabila tidak 
memeroleh pinjaman dana dari sumber lain.
Tujuan Bank Sentral adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, yaitu terhadap harga barang/jasa (inflasi) dan terhadap mata uang asing (kurs/nilai tukar). Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Sentral mempunyai beberapa tugas :
  • Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Bank Sentral untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan pengendalian jumlah uang yang beredar
  • Mengatur dan menjaga kelanjaran sistem pembayaran
Bank Sentral merupakan satu-satunya lembaga yang berwenanguntuk mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik, dan menghilangkan uang dari peredaran (misalnya bila secara fisik uang rupiah rusak)
  • Mengatur dan mengawasi bank
Bank Sentral menetapkan peraturan, memeberikan dan mencabut izin kegiatan usaha dari bank, melaksanakan pengawasan bank, serta mengenakan sanksi terhadap bank.
Perbedaan kegiatan Bank Sentral dan Bank Umum adalah sebagai berikut :
  1. Dalam satu negara hanya terdapat satu Bank Sentral, namun terdapat banyak bank umum.
  2. Bank Sentral dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah, sedangkan bank umum dikuasai kebanyakan dimiliki swasta.
  3. Tujuan utama bank umum adalah melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan keuntungan maksimum bagi para pemilinya. Sedangkan Bank Sentral tujuan utamanya adalah mengatur dan mengawasi kegiatan-kegiatan bank-bank umum dan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Tujuan jangka panjang Bank Sentral adalah melanjarkan proses pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
  4. Bank Sentral diberi hak oleh pemerintahuntuk mencetak mata uang kertas dan logam (uang kartal. Bank umum tidak mempunyai kekuasaan demikan.


Jumat, 02 Maret 2012

Uang

  • Pengertian Uang
Uang, adalah alat bayar atau tukar yang sah dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat.
  • Fungsi Uang
a. Fungsi Asli/Primer
  1. Sebagai alat tukar. Dengan adanya uang orang tidak perlu lagi menukar barang yang diinginkan dengan barang yang dimilikinya.
  2. Sebagai alat satuan hitung. Uang dapat menunjukkan nilai barang yang dijual atau dibeli, besar kecilnya kredit/pinjaman seseorang, dan banyaknya kekayaan seseorang, serta dapat digunakan untuk menentukan besar kecilnya biaya dalam memproduksi suatu barang.
b. Fungsi Turunan/Sekunder
  1. Sebagai alat pembayaran yang sah. Untuk membayar barang yang dibeli atau membayar pajak.
  2. Sebagai standar atau ukuran pembayaran masa depan. Dengan adanya uang pembayaran uatng-piutang dan angsuran menjadi lebih mudah.
  3. Sebagai alay penyimpanan kekayaan. Orang dapat menyimpan kekayaan dalam bentuk uang, karena uang segera dapat digunakan bila diperlukan.
  4. Sebagai penunjuk harga. Harga suatu barang dengan barang lain berbeda-beda.
c. Jenis-Jenis Uang
  1. Uang Kartal, adalah uang tunai sebagai alatpembayaran yang digunakan oleh masyarakat didalam transaksi jual-beli sehari-hari.Yang berhak mengedarkan uang kartal ialah Bank Sentral (di Indonesia adalah Bank Indonesia).
  • Uang Logam
a. Full bodied money, yaitu bila nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang sama dengan nilai yang tertera pada uang yang bersangkutan (nilai intrinsik = nilai nominalnya).
 b. Token Money atau fiat money (uang fiat), yaitu bila nilai nominal uang lebih besar dari nilai bahannya/intrinsiknya.
  • Uang Kertas
Bila pembayaran-pembayaran bernilai besar, akan merepotkan dan berat jika harus dilakukan dengan menggunakan uang logam. Oleh karena itu, pemerintah (Bank Indonesia) mengeluarkan uang kertas. 
   2. Uang Giral
Jika seseorang atau suatu perusahaan menyimpan uang disebuah bank umum dengan cara membuka rekening koran, bentuk uangnya berubah dari lembaran-lembaran uang kertas menjadi uang giral berupa catatan dalam buku-buku bank. Rekening bank ini tetap mempunyai sifat uang, karena orang atau perusahaan dapat membayar pihak lain dengan perantaraan surat yang disebut cek.
Cek adalah surat perintah kepada bank untuk membayar sejumlah uang dari rekening koran kepada orang yang disebutkan pada cek tersebut. Pihak yang menerima cek itu kemudian pergi ke bank untuk menguangkan cek tersebut.
Jadi, uang giral adalah dana yang disimpan pada bank-bank umum yang sewaktu- waktu dapat digunakan oleh pemiliknya, dengan menggunakan cek atau giro belyet. Uang giral dikeluarkan oleh bank umum.

Teori Konsumsi

Faktor-Faktor utama yang memengaruhi tingat konsumsi adalah Pendapatan, dimana korelasi keduanya bersifat positif, yaitu semakin tinggi tingkat pendapatan (Y) maka konsumsinya (C) juga makin tinggi : C = f(Y).
  • Teori Konsumsi Keynes
Menurut John Maynard Keynes, jumlah konsumsi saat ini (current disposable income) berhubungan langsung dengan pendapatannya. Hubungan antara kedua variabel tersebut dapat dijelaskan melalui fungsi konsumsi. Fungsi konsumsi menggambarkan tingkat konsumsi pada berbagai tingkat pendapatan.
C = a +bY => FUNGSI KONSUMSI

Keterangan : C = konsumsi seluruh rumah tangga (agregat)
           a = konsumsi otonom, yaitu besarnya konsumsi ketika pendapatan nol (merupakan konstanta)
                    b = marginal propensity to consume (MPC)
                    Y = pendapatan disposable
Dalam hal ini, pendapatan (Y) yang dimaksud oleh Keynes adalah :
  1. Pendapatan riil/nyata (yang menggunakan tingkat harga konstan), bukan pendapatan nominal
  2. Pendapatan yang terjadi (current income), bukan pendapatan yang diperoleh sebelumnya, dan bukan pula pendapatan yang diperkirakan terjadi di masa datang (yang diharapkan)
  3. Pendapatan absolut, bukan pendapatan relatif atau pendapatan permanen.
b adalah marginal propensity to consume (MPC) atau kecenderungan mengonsumsi marginal, yaitu berapa konsumsi bertambah bila pendapatan bertambah. Dan secara matematis dapat dirumus :
MPC = perubahan C dibagi dengan perubahan Y atau MPC = C/Y
Dalam kurva konsumsi, MPC menunjukkan kemiringan/kecondongan (slope) kurva konsumsi. Marginal propensity to save (MPS) adalah berapa tabungan bertambah karena bertambahnya pendapatan.
MPC = perubahan S dibagi dengan perubahan Y atau MPC = S/Y
Dimana : S = tabungan dan Y = pendapatan.

Dalam kurva tabungan, MPS menunjukkan kemiringan/kecondongan (slope) kurva tabungan.
MPC + MPS = 1. berarti MPS = 1 - MPC

Tidak semua pendapatan digunakan untuk konsumsi, melainkan sebagian ditabung (S).
Y = C + S
C = a + bY
Y = a + bY + S
S = -a + Y - bY
S = -a + (1-b)Y
Karena : 1-b = MPS, maka
    S = -a + MPS(Y) atau
    S = -a +sY   => FUNGSI TABUNGAN
dimana : s = MPS = 1-MPC = 1-b

  • Faktor - Faktor Penentu Tingkat Konsumsi
  1. Pendapatan rumah tangga (Household income), semakin besar pendapatan, semakin besar pula pengeluaran untuk konsumsi.
  2. Kekayaan rumah tangga (Household wealth), semakin besar kekayaan, tingkat konsumsi juga akan menjadi semakin tinggi. Kekayaan misalnya berupa saham, deposito berjangka, dan kendaraan bermotor.
  3. Prakiran masa depan (Household expectations), bila masyarakat memperkirakan harga barang-barang akan mengalami kenaikan, maka mereka akan lebih banyak membeli/belanja barang-barang.
  4. Tingkat bunga (Interest rate), bila tingkat bunga tabungan tinggi/naik, maka masyarakat merasa lebih untung jika uangnya ditabung daripada dibelanjakan. berarti antara tingkat bunga dengan tingkat konsumsi memepunyai korelasi negatif.
  5. Pajak (Taxation), pengenaan pajak akan menurunkan pendapatan disposable yang diterima masyarakat, akibatnya akan menurunkan konsumsinya.
  6. Jumlah dan Konsunsi penduduk, jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi. Sedangkan komposisi penduduk yang didominasi penduduk usia produktif/usia kerja (15-64 tahun) akan memperbesar tingkat konsumsi.
  7. Faktor sosial budaya, misalnya, berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih modern. Contohnya adalah berubahnya kebiasaan oranng Indonesia berbelanja dari pasar tradisional ke pasar swalayan (super market).

Pendapatan Nasional

Konsep-Konsep penting yang berkaitan dengan pendapatan nasional, sebagai berikut:
  • Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross National Product adalah nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar yang diproduksi oleh sebuah perekonomian suatu negara dalam satu periode/kurun waku dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang berada (berlokasi dalam perekonomian tersebut). Secara matematis dapat dirumuskan : 
PDB = output WNI di Indo + output WNA di Indo
  • Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product adalah PDB ditambah dengan pendapatan faktor neto dari luar negeri, yang dihitung dengan menjumlahkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara. Secara matematis dapat dirumuskan dengan :
PNB = output WNI di Indo + output WNI di Luar Negeri (LN)
ATAU
PNB = PDB + Faktor Netto Luar Negeri (FN LN)
Sedangkan FN LN dirumuskan dengan :
FN LN = output WNI di LN - output WNA di Indo
  • Produk Nasional Netto (PNN) atau Net National Product adalah pendapatan nasional yang belum memperhitungkan unsure depresiasi. Secara matematis dapat dirumuskan dengan : 
PNN = PNB - depresiasi

  • Pendapatan Nasional (PN) atau National Income adalah Produk Nasional Neto (PNN) dikurangi dengan pajak tidak langsung dan ditambah subsidi. Secara matematis dapat dirumuskan dengan :
PN = PNN - pajak tidak langsung + subsidi 

  • Pendapatan Perseorangan (PP) atau Personal Income adalah bagian pendapatan nasional yang merupakan hak individu-individu dalam perekonomian, sebagai balas jasa keikut-sertaan mereka dalam proses produksi. Secara matematis dirumuskan dengan :
PP = PN - pendapatan bunga perseorangan (PB) + transfer payment - asuransi sosial - laba ditahan
  • Pendapatan Perseorangan Disposible (PPD) atau Disposable Income adalah pendapatan perseorangan yang diterima oleh individu, yang digunakan untuk membiayai konsumsinya maupun untuk ditabung. Secara matematis dapat dirumuskan dengan :
PPD = PP - pajak penghasilan 

Metode Perhitungan Pendapatan Nasional, yaitu sebagai berikut :
  • Metode Produksi/Output (Output Approach)
 NI = jumlah (P.Q)
Dimana terdapat 9 faktor yang akan dijumlahkan, yaitu :
  • Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan 
  • Pertambangan dan penggalian 
  • Industri pengolahan 
  • Listrik, gas, dan air bersih 
  • Konstroksi 
  • Perdagangan, hotel, restoran 
  • Pengangkutan dan komunikasi 
  • Keuangan, perumahan, dan jasa perusahaan 
  • Jasa-jasa
  •  Metode Pendapatan
NI =  w + r + i + p
Keterangan :
         w   = wages (upah)
         r     = rest (sewa)
         i     = interest (bunga)
         p    = profit (laba)
  • Metode Pengeluaran
NI =  G + C + I + (X-M)
Keterangan :
         G   = Goverment (pemerintah)
         C  = Consumtion (konsumsi)
         I     = investment (investasi)
         X   = export (ekspor)
         M   = import (impor)         

Kamis, 01 Maret 2012

Pembuka

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu
Mungkin teman-teman berfikir pelajaran Ekonomi dan Akuntansi itu sulit, tapi sebenarnya sangat mudah loh.
Nah, diblog ini aku mau berbagi seputar Ekonomi dan Akuntansi.

Bidang study Ekonomi sebenarnya mudah banget.
Ekonomi sebenarnya hanya membahas dua Masalah utama, yaitu : Ekonomi Makro dan Ekonomi Mikro.
Ekonomi makro membahas beberapa permasalahan, diataranya :
  1. Pendapatan Nasional
  2. Teori Konsumsi
  3. Teori Investasi
  4. Perdagangan Internasional
  5. Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi
  6. Kesempatan Kerja dan Pengangguran
  7. Uang
  8. Inflasi 
  9. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
  10. Kredit
  11. Kebijakan Moneter
  12. Pasar Uang
  13. Pasar Modal
  14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
  15. Perpajakan
  16. Kebijakan Fiskal
  17. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
  18. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
  19. Koperasi
Sedangkan Ekonomi mikro membahas, seperti :
  1. Masalah Ekonomi
  2. Permintaan
  3. Penawaran
  4. Keseimbangan Pasar
  5. Elastisitas
  6. Perilaku Konsumen dan Produsen
  7. Biaya Produksi
  8. Penerimaan
  9. Laba/Rugi
  10. Bentuk-Bentuk Pasar